FISIOLOGI IBU HAMIL KEHAMILAN I
FISIOLOGI
IBU HAMIL
KEHAMILAN
I
dosen
pengampu : dr. Edi, SpOG
![]() |
disusun
oleh :
Nur
Futihah (12154012340095)
PROGRAM
STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas berkat rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mengenai “Fisiologi Ibu Hamil”. Pada penulisan tugas ini, kami berusaha menampilkan jenis-jenis ragam bahasa yang ada menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif sehingga dapat mudah dicerna atau dimengerti oleh semua kalangan.
Kami berharap tugas ini dapat memberikan tambahan
informasi dan dapat dijadikan salah satu sumber pembelajaran yang dapat
membantu reken-reken dalam mencapai hasil belajar pada mata kuliah “Kehamilan I”,
agar lebih baik.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki
banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, penulisan maupun penyusunannya. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki dan melengkapi
apa yang menjadi kekurangan kami.
Purwokerto, April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Halaman Judul...................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Halaman Judul...................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
Fisiologi Ibu Hamil
.........................................................................................
2
1. Perubahan Hematologis/Darah................................................................... 2
a)
Jantung
.................................................................................................
2
b)
Sirkulasi dan Tekanan Darah
.............................................................. 2
2.
Sistem
Kardiovaskuler................................................................................
2
BAB III PENUTUP ............................................................................................, 3
Kesimpulan .......................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................, 3
Kesimpulan .......................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian
ibu hamil adalah Suatu proses fisiologis yang normal, terjadi bila ada
pertemuan dan persenyawaan antara ovum dan sperma yang dalam pembuahan tersebut
menghasilkan zigot yang dalam perjalanannya mengalami pembelahan melalui
beberapa stadium.
Keadaan
kesehatan fisik dan mental ibu sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap
keadaan jasmani dan waktu melahirkan. Banyaknya perubahan-perubahan pada waktu
kehamilan muda dan rangka mempersiapkan kebutuhan untuk mempersiapkan
pertumbuhan janin.
Terjadi
perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN
organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan
keseimbangan hormonal tersebut.
B.
Rumusan masalah
Dari data di atas berikut adalah rumusan masalahnya
:
1.
Apa yang dimaksud perubahan hematologis ?
2.
Apa yang di maksud dengan jantung ?
3.
Bagaimana sirkulasi dan tekanan darah dalam tubuh ?
4.
Apa yang di maksud dengan sistem kardiovaskuler ?
C.
Tujuan
1.
Mmpu menjelaskan pengertian perubahan hematologis
2.
Mampu menjelaskan pengertian jantung
3.
Mampu menjelaskan sirkulasi dan tekanan darah dalam tubuh
4.
Mampu menjelaskan pengertian sistem kardiovaskuler
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERUBAHAN HEMATOLOGIS/DARAH
Adaptasi
anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak
dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut selama kehamilan. Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi
sebagai respons terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin.
Salah satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan
hematologis.
Perubahan pada sistem ini
berupa peningkatan volume darah ibu, penurunan hemoglobin dan hematokrit,
peningkatan kebutuhan besi, perubahan pada leukosit dan sistem imunologis,
serta kehilangan darah yang terjadi selama proses kelahiran (Cunningham, dkk.,
2006).
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama
kehamilan. Tingkat ekspansi sangat bervariasi, di mana pada beberapa wanita
hanya terjadi peningkatan sedang dan pada wanita lain peningkatan hampir
berlipat ganda. Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma
dan eritrosit.
Peningkatan plasma biasanya lebih banyak
daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan
kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia
gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang
belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal.
a.
Jantung
Jantung (bahasa
Latin, cor) adalah sebuah rongga,
rongga organ
berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah
oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan
dengan jantung, dari kata Yunani
cardia untuk jantung.
Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran
darah.
Yang khas, denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10-15
denyut per menit pada kehamilan. Karena diafragma semakin naik terus selama
kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sementara pada waktu yang sama
organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Akibatnya, apeks jantung
digerakkan agak ke lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal, dan
membesarnya ukuran bayangan jantung ditemukan pada radiograf. Luasnya
perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekuatan
otot-otot abdomen, dan konfigurasi abdomen dan toraks. Selain itu,
wanita-wanita hamil normal tampaknya mengalami derajat efusi pericardial yang
dapat memperbesar bayangan jantung pada sinar-X. Keanekaragaman factor ini
membuat sulit ditemukannya dengan tepat derajat sedang kardiomegali dengan
pemeriksaan fisik atau dengan pemeriksaan sinar-X sederhana. Karena itu, dokter
harus hati-hati dalam membuat diagnosis kardiomegali patologik pada kehamilan.
1.
Curah Jantung
Selama kehamilan normal, tekanan darah
arteri dan resistensi vaskuler menurun sementara volume darah, berat badan ibu,
dan basal metabolic rate meningkat. Setiap peristiwa ini diharapkan
mempengaruhi curah jantung dengan sedikit menimbulkan penurunan output tetapi
yang lain menyebabkan peningkatan.
Sekarang jelas bahwa curah jantung saat
istirahat, ketika diukur pada posisi tidur miring, meningkat cukup besar selama
trimester pertama dan tetap tinggi selama trimester kedua dan ketiga. Khas,
curah jantung pada kehamilan lanjut jelas lebih tinggi kalau wanita tersebut
terlentang, karena pada posisi terlentang tersebut uterus yang besar dan isinya
sering mengganggu aliran balik vena ke jantung. Kalau wanita tersebut mengambil
posisi berdiri setelah duduk, curah jantung pada wanita hamil turun sampai
tingkat yang sama seperti pada wanita tidak hamil.
Curah jantung sebagai respon terhadap
aktivitas fisik pada wanita yang berjalan harus lebih besar pada kehamilan
lanjut daripada yang seharusnya waktu tidak hamil. Bertambahnya massa berdiri
memerlukan respon seperti itu.
Selama stadium pertama persalinan, curah jantung ibu meningkat sedang, dan selama stadium kedua persalinan, dengan usaha ekspulsif (mengejan) yang kuat, curah jantung jelas lebih besar. Sebagian besar kenaikan curah jantung yang diindukdi oleh kehamilan tersebut, hilang segera setelah persalinan.
Selama stadium pertama persalinan, curah jantung ibu meningkat sedang, dan selama stadium kedua persalinan, dengan usaha ekspulsif (mengejan) yang kuat, curah jantung jelas lebih besar. Sebagian besar kenaikan curah jantung yang diindukdi oleh kehamilan tersebut, hilang segera setelah persalinan.
2. Fungsi hemodinamik pada kehamilan lanjut
Kehamilan matur (cukup bulan)
berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 37 minggu disebut kehamilan
prematur sedangkan kehamilan yang lebih 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :
1. Kehamilan trimester pertama (0-14 minggu)
2. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu)
3. Kehamilan trimester ketiga (28-42 minggu)
Gejala kehamilan tidak pasti :
- Amenore (tidak mendapat haid). Penting diketahui tanggal dari hari pertama mendapat haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegele bila siklus haid sekitar 28 hari adalah tanggal dijumlah 7 sedangkan bulan dikurangi 3.
- Nausea (enek) dengan atau tanpa vomituus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan, disebut morning sickness.
- Mengidam (menginginkan makanan atau miinuman tertentu)
- Konstipasi / obstipasi. Ini disebabkan terjadinya penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid.
- Sering kencing. Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan lalu timbul lagi pada akhir kehamilan.
- Pingsan dan mudah lelah. Pingsan sering dijumpai bila berada di tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.
- Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
Tanda kehamilan tidak pasti :
- Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih di daerah pipi, hidung dan dahi akibat pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Ini dikenal sebagai kloasma gravidarum.
- Leukore. Sekret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormon progesteron.
- Epulis (hipertrofi papila gingiva). Sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.
- Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan lebih 12 minggu.
- Pembesaran abdomen. Jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
- Suhu basal meningkat terus 37,2-37,8 derajat selsius
- Perubahan organ-organ dalam pelvik :
a. Tanda Chadwick : vagina livid, terjadi pada kehamilan kira-kira 6 minggu.
b. Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan.
c. Tanda Piscaseck : uterus membesar ke salah satu jurusan.
d. Tanda Braxton-Hicks : uterus berkontraksi saat dirangsang.
- Tes kehamilan
Tanda pasti kehamilan :
- Terasa bagian janin dan balottment serta gerak janin pada palpasi.
- Terdengar bunyi jantung janin (BJJ) pada auskultasi. BJJ dapat terdengar saat menggunakan stetoskop Laennec pada mulai kehamilan 18-20 minggu sedangkan Doppler pada mulai 12 minggu.
- Terlihat gambaran janin dengan menggunnakan ultrasonografi (USG) atau scanning.
- Tampak kerangka janin pada pemeriksaann sinar X. Sekarang tidak digunakan karena dampak radiasi terhadap janin. Diagnosa banding kehamilan antara lain :
- Pseudosiesis, yaitu adanya gejala-gejaala seperti hamil karena adanya keinginan kuat untuk hamil pada seorang wanita.
- Sistoma ovarii
- Mioma uteri
- Vesika urinaria dengan retensi urin
- Menopause
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :
1. Kehamilan trimester pertama (0-14 minggu)
2. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu)
3. Kehamilan trimester ketiga (28-42 minggu)
Gejala kehamilan tidak pasti :
- Amenore (tidak mendapat haid). Penting diketahui tanggal dari hari pertama mendapat haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegele bila siklus haid sekitar 28 hari adalah tanggal dijumlah 7 sedangkan bulan dikurangi 3.
- Nausea (enek) dengan atau tanpa vomituus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan, disebut morning sickness.
- Mengidam (menginginkan makanan atau miinuman tertentu)
- Konstipasi / obstipasi. Ini disebabkan terjadinya penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid.
- Sering kencing. Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan lalu timbul lagi pada akhir kehamilan.
- Pingsan dan mudah lelah. Pingsan sering dijumpai bila berada di tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.
- Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
Tanda kehamilan tidak pasti :
- Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih di daerah pipi, hidung dan dahi akibat pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Ini dikenal sebagai kloasma gravidarum.
- Leukore. Sekret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormon progesteron.
- Epulis (hipertrofi papila gingiva). Sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.
- Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan lebih 12 minggu.
- Pembesaran abdomen. Jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
- Suhu basal meningkat terus 37,2-37,8 derajat selsius
- Perubahan organ-organ dalam pelvik :
a. Tanda Chadwick : vagina livid, terjadi pada kehamilan kira-kira 6 minggu.
b. Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan.
c. Tanda Piscaseck : uterus membesar ke salah satu jurusan.
d. Tanda Braxton-Hicks : uterus berkontraksi saat dirangsang.
- Tes kehamilan
Tanda pasti kehamilan :
- Terasa bagian janin dan balottment serta gerak janin pada palpasi.
- Terdengar bunyi jantung janin (BJJ) pada auskultasi. BJJ dapat terdengar saat menggunakan stetoskop Laennec pada mulai kehamilan 18-20 minggu sedangkan Doppler pada mulai 12 minggu.
- Terlihat gambaran janin dengan menggunnakan ultrasonografi (USG) atau scanning.
- Tampak kerangka janin pada pemeriksaann sinar X. Sekarang tidak digunakan karena dampak radiasi terhadap janin. Diagnosa banding kehamilan antara lain :
- Pseudosiesis, yaitu adanya gejala-gejaala seperti hamil karena adanya keinginan kuat untuk hamil pada seorang wanita.
- Sistoma ovarii
- Mioma uteri
- Vesika urinaria dengan retensi urin
- Menopause
b.
Sirkulasi dan tekanan darah
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama
dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak
berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran
gas dilakukan oleh plasenta.
Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan
oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir
dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis
yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang
mengalir melalui tali pusat sekitar 125
ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui
vena umbilikalis
dan duktus venosus, darah mengalir ke
dalam vena cafa
inferior, bercampur darah yang
kembali dari bagian bawah tubuh, masuk
atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa
inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri
melalui arkus aorta, darah dialirkan
ke seluruh tubuh.
Darah yang
mengandung karbondioksida dari tubuh bagian
atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteripulmonalis
besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali
ke plasenta melaui
aorta, arteri iliaka
interna dan arteri umbilikalis
untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus
berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah
terkombinasi kembali ke plasenta tanpa
melalui paru-paru.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar
8-10% kehamilan. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami hipertensi memiliki
kondisi hipertensi primer yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam
kehamilan dapat merupakan tanda awal dari pre-eklampsia,
suatu kondisi serius yang muncul setelah melewati pertengahan masa kehamilan,
dan dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah
dan adanya protein di dalam urin. Preeklampsia muncul pada sekitar
5% kehamilan dan bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian ibu
secara global. Preeklampsia juga menyebabkan risiko kematian bayi meningkat
hingga dua kali lipat. Biasanya preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan
keadaan ini terdeteksi pada pemeriksaan rutin.
Bila terjadi preeklampsia, gejala yang paling umum adalah
sakit kepala, gangguan penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”),
muntah, nyeri epigastrium,
dan edema
(bengkak). Terkadang preeklampsia bisa berkembang menjadi kondisi yang
mengancam nyawa yang disebut eklampsia.
Eklampsia adalah suatu hipertensi emergensi
dan menyebabkan beberapa komplikasi berat, seperti hilangnya penglihatan,
pembengkakan otak, kejang tonik-klonik
atau konvulsi,
gagal ginjal, edema paru,
dan koagulasi
intravaskular diseminata (gangguan pembekuan
darah).
1. Hipotensi posisi terlentang
Sindrom
hipotensi terlentang adalah keadaaan yang mempengaruhi hampir 8% wanita hamil
dan biasanya terjadi pada trimester kedua sampai ketiga. Sejak pertengahan
kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah
ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan
mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac
output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal dengan sindrom hipotensi supine atau sindrom hipotensi terlentang dan
pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi
aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir, posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring.
Karena alasan inilah, tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada
akhir kehamilan.
Sindrom
hipotensi terlentang menyebabkan wanita merasa seperti ingin pingsan dan
menjadi tidak sadarkan diri bila masalah tidak segera di tangani. Hal ini
bekaitan dengan perubahan sistem kardiovaskular pada wanita hamil. Pada
masa kehamilan sistem kardiovaskular mengalami perubahan.
Perubahan
sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume
darah dan kardiac output, penurunan tekanan darah dan kemungkinan mengalami
sindrom supine hipotensi atau sindrom hipotensi terlentang. Uterus yang
membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi, sehingga jantung bergeser ke
atas dan sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, ukuran
jantung meningkat sekitar 12% karena peningkatan volume atau hipertropi otot
jantung.
Perubahan
vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar
32% dan kardiac output sekitar 20-40%. Kardiak output sangat sensitif terhadap
perubahan posisi tubuh. Sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia
kehamilan, karena uterus menekan vena kava inferior, sehingga terjadi penurunan
aliran darah balik ke jantung. Peningkatan kardiak output menyebabkan denyut
nadi meningkat 10-20 denyutan per menit sebagai proses adaptasi maternal.
2. Renin, angiotensin II dan volume
plasma
Renin (bahasa
Inggris: renin, angiotensinogenase) adalah enzim yang diproduksi dan disekresi oleh sel
juxtaglomelural ginjal yang berperan dalam lintasan metabolisme sistem RAA
(Renin-Angiotensin-Aldosteron) yang mengendalikan tekanan darah dan kadar air
dalam tubuh dengan mengatur volume ekstraselular dari plasma darah, cairan
tubuh, cairan limfatik dan vasokonstriksi arteri. Renin akan mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I.
Angiotensin
II adalalah sejenis enzim yang banyak ditemukan pada pembuluh kapiler paru
mengiris angiotensin I pada rantai His-Leu menjadi angiotensin II. Angiotensin
II berfungsi sebagai hormon endokrin, autokrin, parakrin dan intrakrin. Salah
satu efek yang ditimbulkan oleh hormon ini adalah peningkatan tekanan darah
akibat stimulasi protein Gq di dalam sel otot vaskular, yang akhirnya mengaktivasi konstraksi oleh mekanisme
IP3.
Ketika sel
kardiak terstimulasi, sebuah sistem RA teraktivasi di dalam miosit kardiak dan
menstimulasi perkembangan sel kardiak tersebut dengan protein kinase C. Sistem
yang sama juga teraktivasi pada sel otot halus, saat terjadi hipertensi,
ateroskerosis dan kerusakan lapisan endotelial.
Saat terjadi
hipertrofi, angiotensin II juga merupakan stimulator Gq yang terpenting,
dibandingkan dengan endotelin-1.
Angiotensin II juga merupakan stimulan protrombin melalui
adhesi dan aggregasi keping darah dan produksi PAI-1 dan PAI-2.
Pada kelenjar adrenal, hormon ini menyebabkan sekresi hormon aldosteron. Angiotensin II memberikan efek langsung pada tubulus proksimal untuk menyerap ion Na+, namun menimbulkan efek yang kompleks dan bervariasi pada filtrasi glomerular dan sirkulasi darah renal.
Pada kelenjar adrenal, hormon ini menyebabkan sekresi hormon aldosteron. Angiotensin II memberikan efek langsung pada tubulus proksimal untuk menyerap ion Na+, namun menimbulkan efek yang kompleks dan bervariasi pada filtrasi glomerular dan sirkulasi darah renal.
Plasma darah adalah komponen darah
berbentuk cairan
berwarna kuning
yang menjadi medium
sel-sel darah, dimana sel darah
ditutup. 55% dari jumlah/volume
darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air
dan 10% berupa larutan
protein,
glukosa,
faktor koagulasi,
ion
mineral,
hormon
dan karbon dioksida.
Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
3. Peptide
natriuterik jantung
Natriuretik peptida adalah keluarga dari
tiga faktor hormon / parakrin struktural terkait. Atrial natriuretic peptide
(ANP) dan B-peptida natriuretik tipe (BNP) disekresikan dari atrium dan
ventrikel jantung, masing-masing. Sinyal ANP dalam endokrin dan cara parakrin
untuk mengurangi tekanan darah dan hipertrofi jantung.
BNP bertindak secara lokal untuk
mengurangi fibrosis ventrikel. C-peptida natriuretik
tipe (CNP) terutama merangsang pertumbuhan tulang panjang tapi mungkin melayani
fungsi dihargai juga. ANP dan BNP mengaktifkan transmembran guanylyl cyclase,
natriuretic peptide reseptor-A (NPR-A). CNP mengaktifkan adenilat terkait,
peptida natriuretik reseptor-B (NPR-B).
Kedua reseptor
mengkatalisis sintesis cGMP, yang memediasi efek yang paling dikenal dari
natriuretik peptida. Sepertiga natriuretik peptida reseptor, natriuretic
peptide reseptor-C (NPR-C), membersihkan peptida natriuretik dari sirkulasi
melalui reseptor-mediated internalisasi dan degradasi. Namun, fungsi sinyal
untuk reseptor telah disarankan juga.
Target gangguan
dari gen penyandi semua peptida natriuretik dan reseptor mereka telah
dihasilkan pada tikus, yang menampilkan fisiologi yang unik. Beberapa mutasi
pada protein ini telah dilaporkan pada manusia. Analog sintetik dari ANP
(anaritide dan carperitide) dan BNP (nesiritide) telah diteliti sebagai terapi
potensial untuk pengobatan gagal jantung dekompensasi dan penyakit lainnya.
Anaritide dan nesiritide yang disetujui untuk digunakan pada gagal jantung akut
dekompensasi, tetapi studi terbaru meragukan keamanan dan efektivitas mereka.
Uji klinis baru memeriksa efek nesiritide dan novel peptida, seperti CD-NP,
pada parameter penting.
4. Prostaglandin
Prostaglandin pertama kali diketemukan
dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari
Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu
memberinya nama prostaglandin.
Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin F2α memberi efek peningkatan MMP-1 dan MMP-3.
Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin F2α memberi efek peningkatan MMP-1 dan MMP-3.
5.
Endotel
Endotel atau endotelium adalah lapisan
sel, sel endotel, yang mencakup dalam pembuluh darah. Endotelium sehingga
merupakan antarmuka antara darah dan sisa dinding pembuluh darah. Sepanjang
sistem peredaran darah, dari jantung ke kapiler terkecil, tertutup di bagian
dalam endotelium.
Endotelium bukan lapisan pasif jaringan
tetapi terlibat dalam banyak aspek biologi tubuh. Ini termasuk kontrol tekanan darah melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi (melalui
produksi oksida nitrat) - bagaimana kontrak pembuluh darah atau mengembang,
mencegah pembekuan oleh sekresi aktivator plasminogen darah, juga memiliki
sifat anti-inflamasi dan mekanisme yang melindungi terhadap oksidasi
lipoprotein seperti LDL. Diperkirakan mengingat semua sel endotel dalam tubuh
satu kilogram.
Sel-sel
endotel adalah sel kutub - sisi yang berbeda, yang melawan darah dan menghadapi
sisa dinding pembuluh darah, secara fundamental berbeda dan melayani fungsi
yang berbeda. Bagian yang dusta terhadap darah disebut apikal sedangkan bagian
basal adalah membran basal.
Karena banyak
fungsi endotel di samping bertindak sebagai antarmuka antara jaringan dan darah
mempertimbangkan banyak endotelium tubuh biologis aktif. Kehilangan endotelium
fungsional yang terlibat dalam berbagai kondisi medis, termasuk diabetes,
arteriosklerosis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan
hiperkolesterolemia
6.
Nitrat
oksida
Nitrat oksida adalah,
1.Suatu gas beracun tak
berwarna yang terbentuk dalam banyak reaksi di mana asam nitrat
berkurang, seperti pada reaksi dengan tembaga.
Nitrat oksida segera bereaksi dengan oksigen
untuk membentuk nitrogen dioksida
2. Sebuah molekul gas
pada hewan dan tanaman. Pada hewan, digunakan untuk menjaga pembuluh darah
rileks dan fleksibel.
B. SISTEM KARDIOVASKULER
Perubahan sistem Kardiovaskuler
Perubahan sistem Kardiovaskuler
Cardiac output
meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal dicapai pada kehamilan 24
minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang
peningkatan cardiac output dan kemudian meningkat 10 – 15 kali permenit pada
kehamilan 28 – 32 minggu. Peningkatan cardiac output mula-mula tergantung
kepada penginkatan stroke volume dan kemudian
dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke volume
dari pada perubahan denyut jantung.
Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran
ruangan pada end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac
output bervariasi tergantung kepada besarnya uterus dan posisi Ibu saat
pengukuran dilakukan. Pembesaran uterus yang
gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval ketika wanita hamil tersebut
berada pada posisi supine dan hal ini akan menyebabkan penurunan venous return
dan maternal hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive
syndrome, 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada
dalam posisi terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat menimbulkan penurunan
uterine blood flow dan foetal asfiksia.
Efek iniakan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion
atau kehamilan kembar. Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih
tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode psot
partum, cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas
periode pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut
tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi
placental autotransfusi sebanyak 300 – 500 ml.
CVP meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan volume darah ibu.
Peningkatan stroke volume dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan
peningkatan cardiac output. Peningkatan cardiac output ini tidak bisa
ditoleransi dengan baik pada pasien dengan kelainan katup jantung ( misal :
aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit jantung koroner. Decompensatio
cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24 minggu, selama persalinan dan
segera setelah persalinan.
Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun
sampai kenilai sebelum persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan kembali
kelevel saat tidak hamil pada 6 – 8 minggu setelah melahirkan. Kecuali
peningkatan cardiac output, tekanan darah sistolik tidak berubah selama
kehamilan, tetapi tekanan darah diastolic turun 1 – 15 mmHg.
Ada penurunan MAP sebab ada
penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti estradiol
17-B dan progesterone mungkin berperan dalam perubahan vaskuler Ibu. Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang peranan
penting. Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas karena diafragma
tertekan ke atas oleh uterus yang membesar.
Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan normal.
Tetapi pada trimester II terjadi sedikit penurunan tekanan diastolic. Tekanan arterial
pulmonal juga relatif konstan. Bagaimanapun
tonus vaskuler lebih tergantung pada pengaruh simpatik disbanding pada wanita
tidak hamil. Sehingga hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik
pada spina maupun ekstradural anaestesi.
Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah
selama kehamilan tetapi tekanan venous femoralis meingkat secara progressive
oleh karena factor mekanik.
Pada
kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan
aorta distal ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada vena kava
akan mengurangi venous return ke jantung sehingga cardiac output juga akan
menurun sampai 24 %.
Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi maka penurunan ini
akan dikompensasi dengan peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan
frekuensi denyut jantung .Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme
tersbut tidak begitu baik, sehingga tekanan darah berkembang menjadi hipotensi.
Obstruksi pada aorta distal dan cabang cabangnya akan menyebabkan aliran darah
ke ginjal, unit uteroplasenta dan ekstremitas inferior menurun. Pada kehamilan
trimester akhir, fungsi ginjal Ibu akan menurun pada keadaan ibu telentang
dibanding pada posisi lateral.. Selanjutnya janin juga akan kurang suplai
darahnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Adaptasi anatomis,
fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak dari
perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut
selama kehamilan
Volume
darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat ekspansi sangat
bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi peningkatan sedang dan
pada wanita lain peningkatan hampir berlipat ganda. Peningkatan volume darah
disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.
Peningkatan plasma biasanya lebih banyak
daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan
kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia
gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang
belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal.
DAFTAR
PUSTAKA
Cunningham, MacDonald, Gant. Obstetri Williams. Edisi
18. Jakarta. Penerbit EGC,1995.h.160-165
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. YogyakartaFitramaya.
listyaning.blogspot.com/2009/02/peredaran-darah-janin.html unduh 25 maret 2011, 12:56 PM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. YogyakartaFitramaya.
listyaning.blogspot.com/2009/02/peredaran-darah-janin.html unduh 25 maret 2011, 12:56 PM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Wiknjosastro H, Ilmu
Kandungan, Edisi 3, Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2005. h.96, 125-130.
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Jilid 1, Edisi 2, Jakarta. Penerbit EGC,1998.h.37-38
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbit Eleman,1983. h.147-148
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/fisiologi-kardiovaskular-ibu/
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Jilid 1, Edisi 2, Jakarta. Penerbit EGC,1998.h.37-38
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbit Eleman,1983. h.147-148
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/fisiologi-kardiovaskular-ibu/
Komentar
Posting Komentar