FISIOLOGI IBU HAMIL KEHAMILAN I


FISIOLOGI IBU HAMIL
KEHAMILAN I
dosen pengampu : dr. Edi, SpOG


 







disusun oleh :
Nur Futihah  (12154012340095)







PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013


KATA PENGANTAR


            Puji syukur ke hadirat Allah swt atas berkat rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mengenai “Fisiologi Ibu Hamil”. Pada penulisan tugas ini, kami berusaha menampilkan jenis-jenis ragam bahasa yang ada menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif sehingga dapat mudah dicerna atau dimengerti oleh semua kalangan.
            Kami berharap tugas ini dapat memberikan tambahan informasi dan dapat dijadikan salah satu sumber pembelajaran yang dapat membantu reken-reken dalam mencapai hasil belajar pada mata kuliah “Kehamilan I”, agar lebih baik.
            Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, penulisan maupun penyusunannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki dan melengkapi apa yang menjadi kekurangan kami.


                                                                                            Purwokerto, April 2013

                                                                                                     Penulis






DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Halaman Judul...................................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................................. iii
 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
   A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
   B. Rumusan masalah ......................................................................................... 1
   C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN  .................................................................................. 2
Fisiologi Ibu Hamil ......................................................................................... 2
1.      Perubahan Hematologis/Darah...................................................................  2
a)      Jantung ................................................................................................. 2
b)       Sirkulasi dan Tekanan Darah .............................................................. 2
2.      Sistem Kardiovaskuler................................................................................ 2
BAB III PENUTUP ............................................................................................, 3
Kesimpulan .......................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 4








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pengertian ibu hamil adalah Suatu proses fisiologis yang normal, terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara ovum dan sperma yang dalam pembuahan tersebut menghasilkan zigot yang dalam perjalanannya mengalami pembelahan melalui beberapa stadium.
            Keadaan kesehatan fisik dan mental ibu sebelum dan selama hamil berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan waktu melahirkan. Banyaknya perubahan-perubahan pada waktu kehamilan muda dan rangka mempersiapkan kebutuhan untuk mempersiapkan pertumbuhan janin.
            Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut.

B.     Rumusan masalah
Dari data di atas berikut adalah rumusan masalahnya :
1.      Apa yang dimaksud perubahan hematologis ?
2.      Apa yang di maksud dengan jantung ?
3.      Bagaimana sirkulasi dan tekanan darah dalam tubuh ?
4.      Apa yang di maksud dengan sistem kardiovaskuler ?

C.     Tujuan
1.      Mmpu menjelaskan pengertian perubahan hematologis
2.      Mampu menjelaskan pengertian jantung
3.      Mampu menjelaskan sirkulasi dan tekanan darah dalam tubuh
4.      Mampu menjelaskan pengertian sistem kardiovaskuler

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERUBAHAN HEMATOLOGIS/DARAH
      Adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respons terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Salah satu perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hematologis.
      Perubahan pada sistem ini berupa peningkatan volume darah ibu, penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan kebutuhan besi, perubahan pada leukosit dan sistem imunologis, serta kehilangan darah yang terjadi selama proses kelahiran (Cunningham, dkk., 2006).
     
       Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat ekspansi sangat bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi peningkatan sedang dan pada wanita lain peningkatan hampir berlipat ganda. Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.
       Peningkatan plasma biasanya lebih banyak daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal.




a.                 Jantung
           
                Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
                Yang khas, denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10-15 denyut per menit pada kehamilan. Karena diafragma semakin naik terus selama kehamilan, jantung digeser ke kiri dan ke atas, sementara pada waktu yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Akibatnya, apeks jantung digerakkan agak ke lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal, dan membesarnya ukuran bayangan jantung ditemukan pada radiograf. Luasnya perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh ukuran dan posisi uterus, kekuatan otot-otot abdomen, dan konfigurasi abdomen dan toraks. Selain itu, wanita-wanita hamil normal tampaknya mengalami derajat efusi pericardial yang dapat memperbesar bayangan jantung pada sinar-X. Keanekaragaman factor ini membuat sulit ditemukannya dengan tepat derajat sedang kardiomegali dengan pemeriksaan fisik atau dengan pemeriksaan sinar-X sederhana. Karena itu, dokter harus hati-hati dalam membuat diagnosis kardiomegali patologik pada kehamilan.
1.       Curah Jantung
     Selama kehamilan normal, tekanan darah arteri dan resistensi vaskuler menurun sementara volume darah, berat badan ibu, dan basal metabolic rate meningkat. Setiap peristiwa ini diharapkan mempengaruhi curah jantung dengan sedikit menimbulkan penurunan output tetapi yang lain menyebabkan peningkatan.
      Sekarang jelas bahwa curah jantung saat istirahat, ketika diukur pada posisi tidur miring, meningkat cukup besar selama trimester pertama dan tetap tinggi selama trimester kedua dan ketiga. Khas, curah jantung pada kehamilan lanjut jelas lebih tinggi kalau wanita tersebut terlentang, karena pada posisi terlentang tersebut uterus yang besar dan isinya sering mengganggu aliran balik vena ke jantung. Kalau wanita tersebut mengambil posisi berdiri setelah duduk, curah jantung pada wanita hamil turun sampai tingkat yang sama seperti pada wanita tidak hamil. Curah jantung sebagai respon terhadap aktivitas fisik pada wanita yang berjalan harus lebih besar pada kehamilan lanjut daripada yang seharusnya waktu tidak hamil. Bertambahnya massa berdiri memerlukan respon seperti itu.
     Selama stadium pertama persalinan, curah jantung ibu meningkat sedang, dan selama stadium kedua persalinan, dengan usaha ekspulsif (mengejan) yang kuat, curah jantung jelas lebih besar. Sebagian besar kenaikan curah jantung yang diindukdi oleh kehamilan tersebut, hilang segera setelah persalinan.

2.      Fungsi hemodinamik pada kehamilan lanjut
           
            Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 37 minggu disebut kehamilan prematur sedangkan kehamilan yang lebih 43 minggu disebut kehamilan postmatur.

Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :
1. Kehamilan trimester pertama (0-14 minggu)
2. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu)
3. Kehamilan trimester ketiga (28-42 minggu)

Gejala kehamilan tidak pasti :
- Amenore (tidak mendapat haid). Penting diketahui tanggal dari hari pertama mendapat haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus. Rumus taksiran partus menurut Naegele bila siklus haid sekitar 28 hari adalah tanggal dijumlah 7 sedangkan bulan dikurangi 3.
- Nausea (enek) dengan atau tanpa vomituus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan, disebut morning sickness.
- Mengidam (menginginkan makanan atau miinuman tertentu)
- Konstipasi / obstipasi. Ini disebabkan terjadinya penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid.
- Sering kencing. Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan berkurang perlahan-lahan lalu timbul lagi pada akhir kehamilan.
- Pingsan dan mudah lelah. Pingsan sering dijumpai bila berada di tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.
- Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

Tanda kehamilan tidak pasti :
- Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih di daerah pipi, hidung dan dahi akibat pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanofor dan kulit. Ini dikenal sebagai kloasma gravidarum.
- Leukore. Sekret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormon progesteron.
- Epulis (hipertrofi papila gingiva). Sering terjadi pada trimester pertama kehamilan.
- Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menghitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum pada kehamilan lebih 12 minggu.
- Pembesaran abdomen. Jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
- Suhu basal meningkat terus 37,2-37,8 derajat selsius
- Perubahan organ-organ dalam pelvik :
a. Tanda Chadwick : vagina livid, terjadi pada kehamilan kira-kira 6 minggu.
b. Tanda Hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan.
c. Tanda Piscaseck : uterus membesar ke salah satu jurusan.
d. Tanda Braxton-Hicks : uterus berkontraksi saat dirangsang.
- Tes kehamilan
Tanda pasti kehamilan :
- Terasa bagian janin dan balottment serta gerak janin pada palpasi.
- Terdengar bunyi jantung janin (BJJ) pada auskultasi. BJJ dapat terdengar saat menggunakan stetoskop Laennec pada mulai kehamilan 18-20 minggu sedangkan Doppler pada mulai 12 minggu.
- Terlihat gambaran janin dengan menggunnakan ultrasonografi (USG) atau scanning.
- Tampak kerangka janin pada pemeriksaann sinar X. Sekarang tidak digunakan karena dampak radiasi terhadap janin. Diagnosa banding kehamilan antara lain :
- Pseudosiesis, yaitu adanya gejala-gejaala seperti hamil karena adanya keinginan kuat untuk hamil pada seorang wanita.
- Sistoma ovarii
- Mioma uteri
- Vesika urinaria dengan retensi urin
- Menopause
b.                 Sirkulasi dan tekanan darah



Description: http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/sirkulasi-darah-fetus-180x180.gif
            Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
            Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
            Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
            Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteripulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
            Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 8-10% kehamilan. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami hipertensi memiliki kondisi hipertensi primer yang sudah ada sebelumnya. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat merupakan tanda awal dari pre-eklampsia, suatu kondisi serius yang muncul setelah melewati pertengahan masa kehamilan, dan dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
            Diagnosa preeklampsia termasuk peningkatan tekanan darah dan adanya protein di dalam urin. Preeklampsia muncul pada sekitar 5% kehamilan dan bertanggung jawab atas sekitar 16% dari semua kematian ibu secara global. Preeklampsia juga menyebabkan risiko kematian bayi meningkat hingga dua kali lipat. Biasanya preeklampsia tidak menunjukkan gejala dan keadaan ini terdeteksi pada pemeriksaan rutin.
            Bila terjadi preeklampsia, gejala yang paling umum adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (sering dalam bentuk “kilatan cahaya”), muntah, nyeri epigastrium, dan edema (bengkak). Terkadang preeklampsia bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam nyawa yang disebut eklampsia. Eklampsia adalah suatu hipertensi emergensi dan menyebabkan beberapa komplikasi berat, seperti hilangnya penglihatan, pembengkakan otak, kejang tonik-klonik atau konvulsi, gagal ginjal, edema paru, dan koagulasi intravaskular diseminata (gangguan pembekuan darah).

1.      Hipotensi posisi terlentang
      Sindrom hipotensi terlentang adalah keadaaan yang mempengaruhi hampir 8% wanita hamil dan biasanya terjadi pada trimester kedua sampai ketiga. Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine atau sindrom hipotensi terlentang dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
       Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir, posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah, tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.
      Sindrom hipotensi terlentang menyebabkan wanita merasa seperti ingin pingsan dan menjadi tidak sadarkan diri bila masalah tidak segera di tangani. Hal ini bekaitan dengan perubahan sistem kardiovaskular pada wanita hamil.  Pada masa kehamilan sistem kardiovaskular mengalami perubahan.
      Perubahan sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume darah dan kardiac output, penurunan tekanan darah dan kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi atau sindrom hipotensi terlentang. Uterus yang membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi, sehingga jantung bergeser ke atas dan sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, ukuran jantung meningkat sekitar 12% karena peningkatan volume atau hipertropi otot jantung.
      Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 32% dan kardiac output sekitar 20-40%. Kardiak output sangat sensitif terhadap perubahan posisi tubuh. Sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia kehamilan, karena uterus menekan vena kava inferior, sehingga terjadi penurunan aliran darah balik ke jantung. Peningkatan kardiak output menyebabkan denyut nadi meningkat 10-20 denyutan per menit sebagai proses adaptasi maternal.

2.      Renin, angiotensin II dan volume plasma
      Renin (bahasa Inggris: renin, angiotensinogenase) adalah enzim yang diproduksi dan disekresi oleh sel juxtaglomelural ginjal yang berperan dalam lintasan metabolisme sistem RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron) yang mengendalikan tekanan darah dan kadar air dalam tubuh dengan mengatur volume ekstraselular dari plasma darah, cairan tubuh, cairan limfatik dan vasokonstriksi arteri. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I.

      Angiotensin II adalalah sejenis enzim yang banyak ditemukan pada pembuluh kapiler paru mengiris angiotensin I pada rantai His-Leu menjadi angiotensin II. Angiotensin II berfungsi sebagai hormon endokrin, autokrin, parakrin dan intrakrin. Salah satu efek yang ditimbulkan oleh hormon ini adalah peningkatan tekanan darah akibat stimulasi protein Gq di dalam sel otot vaskular, yang akhirnya mengaktivasi konstraksi oleh mekanisme IP3.
      Ketika sel kardiak terstimulasi, sebuah sistem RA teraktivasi di dalam miosit kardiak dan menstimulasi perkembangan sel kardiak tersebut dengan protein kinase C. Sistem yang sama juga teraktivasi pada sel otot halus, saat terjadi hipertensi, ateroskerosis dan kerusakan lapisan endotelial.
      Saat terjadi hipertrofi, angiotensin II juga merupakan stimulator Gq yang terpenting, dibandingkan dengan endotelin-1.
Angiotensin II juga merupakan stimulan protrombin melalui adhesi dan aggregasi keping darah dan produksi PAI-1 dan PAI-2.
Pada kelenjar adrenal, hormon ini menyebabkan sekresi hormon aldosteron. Angiotensin II memberikan efek langsung pada tubulus proksimal untuk menyerap ion Na+, namun menimbulkan efek yang kompleks dan bervariasi pada filtrasi glomerular dan sirkulasi darah renal.
      Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
3.      Peptide natriuterik jantung
      Natriuretik peptida adalah keluarga dari tiga faktor hormon / parakrin struktural terkait. Atrial natriuretic peptide (ANP) dan B-peptida natriuretik tipe (BNP) disekresikan dari atrium dan ventrikel jantung, masing-masing. Sinyal ANP dalam endokrin dan cara parakrin untuk mengurangi tekanan darah dan hipertrofi jantung.
      BNP bertindak secara lokal untuk mengurangi fibrosis ventrikel. C-peptida natriuretik tipe (CNP) terutama merangsang pertumbuhan tulang panjang tapi mungkin melayani fungsi dihargai juga. ANP dan BNP mengaktifkan transmembran guanylyl cyclase, natriuretic peptide reseptor-A (NPR-A). CNP mengaktifkan adenilat terkait, peptida natriuretik reseptor-B (NPR-B).
      Kedua reseptor mengkatalisis sintesis cGMP, yang memediasi efek yang paling dikenal dari natriuretik peptida. Sepertiga natriuretik peptida reseptor, natriuretic peptide reseptor-C (NPR-C), membersihkan peptida natriuretik dari sirkulasi melalui reseptor-mediated internalisasi dan degradasi. Namun, fungsi sinyal untuk reseptor telah disarankan juga.
      Target gangguan dari gen penyandi semua peptida natriuretik dan reseptor mereka telah dihasilkan pada tikus, yang menampilkan fisiologi yang unik. Beberapa mutasi pada protein ini telah dilaporkan pada manusia. Analog sintetik dari ANP (anaritide dan carperitide) dan BNP (nesiritide) telah diteliti sebagai terapi potensial untuk pengobatan gagal jantung dekompensasi dan penyakit lainnya. Anaritide dan nesiritide yang disetujui untuk digunakan pada gagal jantung akut dekompensasi, tetapi studi terbaru meragukan keamanan dan efektivitas mereka. Uji klinis baru memeriksa efek nesiritide dan novel peptida, seperti CD-NP, pada parameter penting.

4.      Prostaglandin
      Prostaglandin pertama kali diketemukan dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin.
      Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin F2α memberi efek peningkatan MMP-1 dan MMP-3.


5.      Endotel
      Endotel atau endotelium adalah lapisan sel, sel endotel, yang mencakup dalam pembuluh darah. Endotelium sehingga merupakan antarmuka antara darah dan sisa dinding pembuluh darah. Sepanjang sistem peredaran darah, dari jantung ke kapiler terkecil, tertutup di bagian dalam endotelium.
      Endotelium bukan lapisan pasif jaringan tetapi terlibat dalam banyak aspek biologi tubuh. Ini termasuk kontrol tekanan darah melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi (melalui produksi oksida nitrat) - bagaimana kontrak pembuluh darah atau mengembang, mencegah pembekuan oleh sekresi aktivator plasminogen darah, juga memiliki sifat anti-inflamasi dan mekanisme yang melindungi terhadap oksidasi lipoprotein seperti LDL. Diperkirakan mengingat semua sel endotel dalam tubuh satu kilogram.
      Sel-sel endotel adalah sel kutub - sisi yang berbeda, yang melawan darah dan menghadapi sisa dinding pembuluh darah, secara fundamental berbeda dan melayani fungsi yang berbeda. Bagian yang dusta terhadap darah disebut apikal sedangkan bagian basal adalah membran basal.
      Karena banyak fungsi endotel di samping bertindak sebagai antarmuka antara jaringan dan darah mempertimbangkan banyak endotelium tubuh biologis aktif. Kehilangan endotelium fungsional yang terlibat dalam berbagai kondisi medis, termasuk diabetes, arteriosklerosis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan hiperkolesterolemia
6.      Nitrat oksida
Nitrat oksida adalah,
1.Suatu gas beracun tak berwarna yang terbentuk dalam banyak reaksi di mana asam nitrat berkurang, seperti pada reaksi dengan tembaga. Nitrat oksida segera bereaksi dengan oksigen untuk membentuk nitrogen dioksida
2. Sebuah molekul gas pada hewan dan tanaman. Pada hewan, digunakan untuk menjaga pembuluh darah rileks dan fleksibel.




B.     SISTEM KARDIOVASKULER
Perubahan sistem Kardiovaskuler
   Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal dicapai pada kehamilan 24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang peningkatan cardiac output dan kemudian meningkat 10 – 15 kali permenit pada kehamilan 28 – 32 minggu. Peningkatan cardiac output mula-mula tergantung kepada penginkatan stroke volume dan kemudian dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke volume dari pada perubahan denyut jantung.
   Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran ruangan pada end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac output bervariasi tergantung kepada besarnya uterus dan posisi Ibu saat pengukuran dilakukan. Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval ketika wanita hamil tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan menyebabkan penurunan venous return dan maternal hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive syndrome, 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia.
   Efek iniakan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau kehamilan kembar. Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode psot partum, cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil. Hal ini disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi sebanyak 300 – 500 ml.
   CVP meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan volume darah ibu. Peningkatan stroke volume dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan cardiac output. Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien dengan kelainan katup jantung ( misal : aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit jantung koroner. Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24 minggu, selama persalinan dan segera setelah persalinan.
   Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai sebelum persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan kembali kelevel saat tidak hamil pada 6 – 8 minggu setelah melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output, tekanan darah sistolik tidak berubah selama kehamilan, tetapi tekanan darah diastolic turun 1 – 15 mmHg.
    Ada penurunan MAP sebab ada penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti estradiol 17-B dan progesterone mungkin berperan dalam perubahan vaskuler Ibu. Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang peranan penting. Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas karena diafragma tertekan ke atas oleh uterus yang membesar.
   Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan normal. Tetapi pada trimester II terjadi sedikit penurunan tekanan diastolic. Tekanan arterial pulmonal juga relatif konstan. Bagaimanapun tonus vaskuler lebih tergantung pada pengaruh simpatik disbanding pada wanita tidak hamil. Sehingga hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik pada spina maupun ekstradural anaestesi.
   Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah selama kehamilan tetapi tekanan venous femoralis meingkat secara progressive oleh karena factor mekanik. Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta distal ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada vena kava akan mengurangi venous return ke jantung sehingga cardiac output juga akan menurun sampai 24 %.
   Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi maka penurunan ini akan dikompensasi dengan peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan frekuensi denyut jantung .Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme tersbut tidak begitu baik, sehingga tekanan darah berkembang menjadi hipotensi. Obstruksi pada aorta distal dan cabang cabangnya akan menyebabkan aliran darah ke ginjal, unit uteroplasenta dan ekstremitas inferior menurun. Pada kehamilan trimester akhir, fungsi ginjal Ibu akan menurun pada keadaan ibu telentang dibanding pada posisi lateral.. Selanjutnya janin juga akan kurang suplai darahnya.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

                              Adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan
                              Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Tingkat ekspansi sangat bervariasi, di mana pada beberapa wanita hanya terjadi peningkatan sedang dan pada wanita lain peningkatan hampir berlipat ganda. Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.
                   Peningkatan plasma biasanya lebih banyak daripada eritrosit pada sirkulasi ibu. Menurut Harstad dkk. (1992), peningkatan kadar eritropoietin plasma ibu dan produksi tertinggi eritrosit setelah usia gestasi 20 minggu menyebabkan hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang belakang, dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal.














DAFTAR PUSTAKA


 Cunningham, MacDonald, Gant. Obstetri Williams. Edisi 18. Jakarta. Penerbit EGC,1995.h.160-165
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan
Ibu Hamil. Cetakan ke VI. YogyakartaFitramaya.
listyaning.blogspot.com/2009/02/peredaran-
darah-janin.html unduh 25 maret 2011, 12:56 PM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis
Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan
Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan
Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Wiknjosastro H, Ilmu Kandungan, Edisi 3, Cetakan 7. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005. h.96, 125-130. 
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. Sinopsis Obstetri Jilid 1, Edisi 2, Jakarta. Penerbit EGC,1998.h.37-38
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbit Eleman,1983. h.147-148
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/fisiologi-kardiovaskular-ibu/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH EPIDEMIOLOGI TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE YANG BERPOTENSI DAPAT MENIMBULKAN WABAH

LAPORAN PENDAHULUAN TUKAK LAMBUNG

PAPER PROMKES