MAKALAH ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN) TENTANG RETENSIO PLASENTA
MAKALAH ASKEB IV (PATOLOGI KEBIDANAN)
TENTANG
RETENSIO PLASENTA
Disusun untuk memenuhi tugas askeb IV Dosen Pengampu : Tin Utami,SST

Disusun oleh:
Kelas C
- Tidar Ayu Megawati 07/0688/B/0144
- Titin Sumarni 07/0691/B/0147
- Tri Handayani 07/0694/B/0150
- Tri Noviyani 07/0695/B/0151
- Triana Rachmawati 07/0696/B/0152
- Tuti Hartini 07/0698/B/0154
- Ucu Supartika 07/0699/B/0155
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HARAPAN
BANGSA PURWOKERTO
2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengingat seringnya dijumpai adanya terlambatnya kelahiran plasente telah
bayi lahir, diketahui bahwa ada sebab secara fungsional dan patalog, anatomis
dari akibat retensio placenta. Salah
satu sebab yang sering dijumpai adalah his yang kurang kuat saat persalinan berlangsung. Seorang ibu bersalin dalam menjalani
persalinan perlu mengetahui tanda-tanda persalinan akan berlangsung untuk
mempersiapkan dirinya sampai persalinan berakhir.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Definisi Retensio
Placenta
Dipandang secara umum retensio placenta adalah bertambahnya kelahiran
placenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat
menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena beberapa benda mati.
Dalam melakukan pengeluaran plasenta secara manual perlu diperhatikan
tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding
uterus, bahaya infeksi dan dapat berada inversio uteri.
B.
I. Sebab-sebab Fungsional
1. His kurang kuat
2. Plasenta sukar terlepas karena :
-
Biasanya yang sukar terlepas karena sebab plasenta adheesiva
II. Sebab Patolog - Anatomis
1. Plasenta accreta
2. Plasenta increta
3. Plasenta percreta
1.
Plasenta accreta
Suatu plasenta yang menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding rahim
daripada biasa ialah sampai ke batas atas lapisan otot rahim. Pada placenta accreta juga terdapat yang
complek ialah kalau seluruh permukaannya melekat dengan erat pada dinding
rahim. Sebab dari placenta accreta ialah
kelainan decidua misalnya decidua yang terlalu tipis pada plasenta accreta ini
pun dapat menyebabkan retensio placentae.
2.
Plasenta increta
Jika placenta sampai ke dalam lapisan otot rahim.
3.
Plasenta percreta
Jika menembus lapisan otot dan mencapai serosa/menembusnya placenta.
C.
Terapi
Plada plasenta yang dalam ½ jam setelah anak
lahri belum memperlihatkan gejala-gejala pelepasan, maka dilakukan pelepasan
plasenta manuil. Jika ada perdarahan banyak, maka mungkin plasenta dilepaskan
secara manuil terlebih dulu, tetapi dalam atas indikasi perdarahan bukan atas indikasi
retensio plasenta. Pada plasenta accreta
partialis masih dapat dilepaskan secara manuil tetapi plasenta accreta completa
tidak boleh dilepaskan secara manuil karena dapat menimbulkan perforasi dinding
rahim. Terapi terbaik dalam hal ini adalah
hysterektomi.
D.
Teknik Pelepasan
Plasenta
Dalam teknik pelepasan plasenta manuil alat kemaluan luar pasien
didesinfeksi begitu juga tangan dan lengan bawah si penolong..
Setelah itu labia dibeberkan dan tangan kanan masuk secara obstetris ke
dalam vagina, tangan luar menahan fundus uteri.
Tangan dalam menyusur tali pusat yang sedapat-dapatnya diregangkan oleh
asisten.
Setelah tangan dalam setelah ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir
plasenta dan mencari pinggir yang sudah terlepas. Kemudian dengan sisi tangan sebelah
kelingking, plasenta dilepaskan ialah antara bagian plasenta yang sudah
terlepas dan dinding rahim dengan gerakan yang sejajar dengan dinding
rahim. Setelah plasenta terlepas
seluruhnya, plasenta dipegang dan dengan perlahan-lahan putar ke luar.
BAB III
I S I
Retensio
plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Hampir sebagian besar
gangguan plasenta, disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Plasenta harus
dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan.
Sebab-sebab :
-
His kurang kuat
-
Placenta sukar terlepas karena tempatnya disudut tuba, serta ukurannya
yang sangat kecil.
Jenis retensio plasenta
-
Plasenta adhesiva : Implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
-
Plasenta akreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
-
Plasenta inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai miometrium.
-
Plasenta perkreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
-
Plasenta inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam kavum uteri,
disebabkan oleh kontruksi ostium uteri.
Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta
Gejala
|
Separasi/Akreta
Parsial
|
Plasenta
inkarserata
|
Plasenta
akrota
|
-
Konsistensi uterus
|
Kenyal
|
Keras
|
Cukup
|
-
Tinggi fundus
|
Sepusat
|
2
jari bawah pusat
|
Sepusat
|
-
Bentuk uterus
|
Diskoid
|
Agak
globuler
|
Diskoid
|
-
Perdarahan
|
Sedang-banyak
|
Sedang
|
Sedikit/tidak
ada
|
-
Tali pusat
|
Terjulur
sebagian
|
Terjulur
|
Tidak
terjulur
|
-
Ostium uteri
|
Terbuka
|
Kontriksi
|
Terbuka
|
-
Separasi plasenta
|
Lepas
sebagian
|
Sudah
lepas
|
Melekat
seluruhnya
|
-
Syok
|
Sering
|
Jarang
|
jarang
|
Retensio plasenta
dengan separasi parsial
·
Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan
yang akan diambil
-
Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan
-
Pasanginfus oksitosin à unit dalam 500 cc
tts/RL 40 tpm
-
Bila tidak berhasil, lakukan manual plasenta secara
hati-hati
Plasenta
inkarserata
-
Plasenta fluothane atau efer untuk kontriksi serveks dan siap infus oksi
20 IV dalam 300 mlRL 40 tpm untuk antisipasi gangguan kontraksi yang disebabkan
bahan anastesi.
-
Bila prosedur anestesi tidak tersedia berikan analgesik pada tabung
suntik terpisah.
-
Manuver sekrup
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
PROGRAM D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN
BANGSA
TAHUN
AKADEMIK 2008-2009
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
No. Register : 788 112
Tanggal Masuk : 13
– 03 – 2008 Jam : 16.00
WIB
Tempat/Ruang : BPS
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama ibu : Ny. S
Umur : 36 tahun
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Brecong, 3/8
Nama suami : Tn. T
Umur : 37 tahun
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Brecong, 3/8
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Pada tanggal : 13 Maret 2009 Pukul : 16.00 WIB
1. Alasan utama masuk kamar bersalin : Ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak pukul ± 9.00 belum mengeluarkan kawah.
2.
Tanda-tanda bersalin:
·
Kontraksi : Teratur
Frekuensi : 3x tiap 10 menit
Lamanya : 30 detik
Kekuatan : sedang
Lokasi ketidaknyamanan : Perut ke punggung
Sejak tanggal : 12 Maret 2009
Pukul : 19.00 WIB
·
Pengeluaran pervaginam :
Darah lendir : Tidak ada
Air ketuban : Tidak ada
Darah : Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 18 x / menit
Nadi : 80 x / menit
Suhu badan : 365°C
3. Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 52 kg
4. Pemeriksaan head to toe
- Kepala
Muka : Tidak ada oedema
Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Mulut dan Gigi
Bibir : Pucat
Gigi : Tidak ada caries
- Leher
Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
- Dada
Payudara : Pembesaran : ada
Puting susu : menonjol
Simetris : ya
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
- Punggung
Posisi tulang belakang : Iordosis
- Ekstremitas atas dan bawah
Oedema : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks patela : Ada kanan dan kiri
- Abdomen
Pembesaran : ya
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran liver : tidak ada
Kandung kemih : kosong
Lain-lain : tidak ada
5. Pemeriksaan Kebidanan
5.1 Palpasi Uterus
Tinggi fundus uteri : 36 cm
Kontraksi : Frek 3x/10 menit
Lama 30 detik, sedang
Fetus : Letak : Memanjang
Presentasi : Kepala
Posisi : Sebelah kanan teraba keras,
memanjang (punggung)
Sebelah kiri teraba abgian
kecil janin (extremitas)
Penurunan : 3/5
Pergerakan : aktif
Taksiran berat janin : (36-12) x 155 : 3720 gram
5.2 Auskultasi
DJJ : Positif :
Frekuensi 130x/menit, teratur.
Punctum maximum : Sebelah kanan bawah pusat ibu
5.3 Ano-Genital (Inspeksi)
Perineum : Luka parut ada
Vulva Vagina : Luka : Luka ada
Fistula : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervagina : tidak ada
Jika ada, tuliskan : Jenis : _
Warna : _
Jumlah : _
Konsistensi : _
Kelenjar Bartolini : Pembengkakan tidak ada
Anus : Hemoroid : Tidak
ada
5.4 Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh : Bidan pada pukul 16.50 WIB
Atas indikasi : Pasien datang mengeluh mules-
mules-mules teratur
Dinding vaginam : Tenang
Portio : Pembukaan servix : 6 cm
Posisi portio : Tengah
Konsistensi : Tipis; lunak
Selaput ketuban : Positif
Presentasi fetus : Belakang kepala
Titik penunjuk : UUK Posisi penunjuk : jam 01.00
Penurunan Bagian Terendah : Hodge II – III
II.
INTERPRETASI DATA
Dx : Ny. S umur 36 tahun G2P1Ao
hamil 39 minggu, janin tunggal hidup.
Intra uterin Inpartu kala I fase aktif.
Data dasar
DS :
-
Ibu mengatakan hamil anak yang
ke-2, belum pernah keguguran.
-
Ibu mengatakan haid terakhir
tanggal 13 Juni 2008.
DO :
-
Palpasi
Fetus letak : Memanjang
Presentasi : Kepala
Letak : Sebelah
kanan teraba keras memanjang (punggung)
Sebelah kiri teraba bagian kecil
janin (extremitas)
-
Kontraksi : 3
x 10’ / 30’’
-
Auskultasi : Djj
: 130 x/menit.
-
Pemeriksaan dalam
Portio : Lunak,
tipis
f : 6 cm
Selaput ketuban : Positif
Bagian terendah : Belakang
kepala
Denominator : UUK
Posisi penunjuk : Jam
01.00
Penurunan : HII
- III
Masalah : Cemas
Kebutuhan : Atasi cemas ibu
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1.
Monitor tekanan darah
2.
Monitor Djj, kontraksi, nadi
3.
Monitor kemajuan persalinan
4.
Atasi cemas ibu
5.
Beri rasa nyaman
6.
Siapkan alat dan perlengkapan
persalinan
7.
Awasi tanda dan gejala kala II
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal: 13
- 03 - 2008 Jam
: 16.50 WIB
1.
Memonitor tekanan darah tiap 4
jam sekali
2.
Memonitor Djj, kontraksi, nadi
tiap setengah jam sekali
3.
Memonitor kemajuan persalinan
4.
Mengatasi cemas ibu
-
Memanggilkan suami untuk
mendampingi ibu
-
Memberikan inforamsi tentang
kemajuan persalinan ibu
5.
Memberi rasa nyaman
-
Menganjurkan
ibu untuk menarik nafas dalam saat ada his.
-
Memijat
punggung ibu saat ada his.
6.
Menyiapkan alat dan
perlengkapan persalinan
Alat : partus set, hatting set, alat
resusitan, larutan clorin 0,5%
Perlengkapan : kain, baju, gedong,
baju bayi, popok, gurita, handuk, celana dalam, pembalut.
7.
Mengawasi tanda dan gejala kala
II
-
Keinginan untuk meneran
-
Keinginan untuk BAB
-
Perineum menonjol
-
Vulva vagina, sfingter anal
membuka
VII.
EVALUASI
Tanggal: 13
– 03 – 2008 Pukul
: 17.00 WIB
1.
Hasil monitor
17.00
17.30
18.00
18.30
|
N 76
N 76
N 80
N 80
|
S 366
|
Djj 137
Djj 137
Djj 140
Djj 140
|
Kontraksi :
4x/70’/30’’
Kontraksi :
4x/10’/30’’
Kontraksi :
4x/70’/45’’
Kontraksi :
4x/70’/45’’
|
2.
Pemeriksaan VT
Porsio : Tidak teraba
f : 10
cm
Selaput ketuban : negatif
Denominata : UUK
Posisi jam : 12.00
WIB
Penurunan : H
IV
3.
Terlihat
tanda dan gejala kala II
-
Ibu mengatakan ingin meneran
-
Ibu mengatakan ingin BAB
-
Perineum menonjol
-
Vulva vagina, stingter anal
membuka
I. PENGKAJIAN
DS : - Ibu mengatakan ingin meneran
-
Ibu mengatakan ingin BAB
DO : - Terlihat tanda dan gejala kala II :
- Perineum menonjol
- Vulva, vagina, sfingter anal membuka
- VT
· Porsio : tidak teraba
· f : 10 cm
· Selaput ketuban : negatif
· Denominator : UUK
· Posisi jam : 12.00
· Penurunan : H IV
- Kontraksi : 4 x 10’/45’’
- Djj : 140 x 1 menit
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny. S umur 36 G2PIAo
hamil 35 minggu, janin tunggal hidup intra uterin in partu kala II.
Data dasar
DS :
-
Ibu mengatakan ingin meneran
-
Ibu mengatakan ingin BAB
DO :
-
Terlihat
tanda dan gejala kala II
·
Perineum menonjol
·
Vulva, vagina, sfingter anal
membuka
-
VT
·
Porsio : tidak teraba
·
f : 10
cm
·
Selaput ketuban : negatif
·
Denominator : UUK
·
Posisi : jam 12.00
·
Penurunan : HIV
-
Kotnraksi : 4
x 10’/45”
-
Djj : 140x/menit
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1.
Pastikan kelengkapan persalinan
dalam persiapan diri
2.
Bimbing ibu untuk meneran.
3.
Pantau
keadaan janin dan ibu terus menerus
4.
Lakukan episiotomi (jika perlu)
5.
Lakukan penatalaksanaan
kelahiran bayi
6.
Lakukan penanganan BBL
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal: 13
- 03 - 2008 Jam
: 17.15 WIB
1.
Memeriksa
kelengkapan persalinan dan persiapan diri.
Perlengkapan : Alat (partus set: 2 pasang sarung tangan,
klem ½ kochu 2 klem arteri, gunting tali pusat, gunting epis, kaktur nelaton,
kassa, pengikat tali pusat.
Penolong memakai celemek, mencuci
tangan dengan melepas perhiasan di air mengalir.
2.
Membimbing ibu untuk meneran
Memberikan ibu minum saat his tidak
ada dan istirahat.
3.
Memantau
keadaan janin dan ibu terus menerus
Mendengarkan
Djj saat his tidak ada dan nadi ibu
4.
Melakukan pelaksanaan kelahiran
bayi
- Saat vulva membuka 5 – 6 cm meletakkan
handuk di atas permukaan kain 1/3 di bawah bokong ibu, membuka partus set dan
memakai sarung tangan.
- Melindungi perineum dilapisi kain dan
tangan yang lain menarik secara lembut di atas kepala tanpa menghambat
kelahiran kepala pukul 18-45 kepala lahir. Menganjurkan ibu nafas
pendek=pendek, mengusap mata, hidung dan memeriksa lilitan tali pusat.
- Menunggu putar palin luar.
Setelah terjadi putar palin luar,
melakukan biparietal menarik secara lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
anterior menarik ke luar mengeluarkan bahu posterior.
Dengan teknik sangga susur membantu
kelahiran badan sampai menyelipkan tangan diantara kaki sampai mata kaki
meletakkan ibu.
5.
Pukul 18.45 melakukan
penangnaan BBL
-
Mengeringkan dan membungkus
bayi sambil meliaht tanda-tanda kehidupan.
-
Menjepit tali pusat 3cm dari
pangkal mengurut 2 cm ke air
-
Klem pujung dengan tangan
melindungi bayi
-
Mengganti dengan kain yang
kering dan bersih
-
Memberikan kepada ibu untuk
disusui
VII.
EVALUASI
Tanggal: 13
– 03 – 2008 Pukul
: 18.08 WIB
1.
Hasil pemantauan
18.10 N : 80 Djj : 148
18.20 N : 82 Djj : 147
18.30 N : 82 Djj : 152
18.40 N : 82 Djj : 140
2.
Bayi lahir spontan menangis
kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, pukul 18.45, jenis kelamin
perempuan.
3.
Plasenta : belum lahir
4.
Kontraksi baik teraba keras.
I. PENGKAJIAN
DO : - Bayi lahir spontan pukul 18.45,
jenis kelamin perempuan,menangis kuat.
- Plasenta belum lahir
- Kontraksi baik teraba keras
- TFU setinggi pusat
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 13-08-2008 Jam
: 18.50 WIB
Dx : Ny. S umur
36 tahun P2Ao In partu kala III
Data dasar
DO :
-
Bayi
lahir spontan pukul 18.45, jenis kelamin perempuan, menangis kuat, tonus otot
baik, warna kulit kemerahan.
-
Placenta belum lahir (tidak ada
tanda-tanda pelepasan)
Tanda-tanda pelepasan : tali pusat
bertambah panjang,adanya semburan darah,dan uterus globuler
-
Kontraksi baik
-
TFU setinggi pusat
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1.
Pastikan janin tunggal
2.
Lakukan MAK III
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal: 13
- 03 - 2008 Jam : 18.55 WIB
1.
Memastikan janin tunggal
Mempelajari
uterus memastikan tidak ada janin kedua
2.
Melakukan MAK III
-
Menyuntikkan
10 ± 0 okitosin
secara IM dari 1/3 paha luar ateri ibu
-
Melakukan penegangan tali pusat
Saat uterus berkontraksi melakukan
penegangan, tangan yang lain di atas sympisis,
(setelah dilakukan pemantauan,ternyata tidak ada
tanda-tanda pelepasan plasenta)
VII.
EVALUASI
Tanggal: 13
– 08 – 2008 Pukul
: 19.10 WIB
1.
Plasenta belum lahir pukul
19.10 WIB
2.
Perdarahan banyak
3.
TFU setinggi pusat
4.
Kontraksi lemah
5.
Kandung kemih kosong
SOAP
Subyektif
Ø Ibu mengatakan tidak merasa mules
Ø Ibu merasa senang karena bayinya sudah
lahir
Ø Ibu mengatakan merasa lemas
Obyektif
Ø Uterus tidak teraba keras
Ø Perdarahan banyak ± 250 cc
Ø Kandung kemih kosong
Ø TFU setingggi pusat
Ø Tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta
Ø TTV : KU : lemah
TD : 130/100 mmHg S : 36°C
N
: 90 x/mnt Rr : 14x/mnt
Assasment
Ny
S umur 36 th P2 A0
dengan Retensio Plasenta
Data
dasar :
DS :
·
Ibu mengatakan namanya Ny S
·
Ibu mengatakan umurnya 36 th
· Ibu mengatakan sudah pernah melahirkan 2x
dan
belum pernah keguguran
§
Ibu mengatakan merasa lemas
§
Ibu mengatakan tidak merasa
mules
DO
:
§ Uterus tidak teraba keras
§ Estimasi perdarahan ± 250 cc
§ Kandung krmih kosong
§ TFU setinggi pusat
§ Tidak ada tanda pelepasan plasenta
§ TTV : TD :
130/100 mmHg S :
36° C
N : 90x/mnt Rr
: 14x/mnt
KU : lemah
Planning
P:
-
Pasang infuse RL dengan 20 tpm
-
Siapkan manual plasenta
I:
-
Memasang infuse RL dengan 20
tpm
-
Melakukan manual plasenta :
ü Memasukkan tangan kanan yang telah memakai handscoen kedalam vagina
dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
ü Melanjutkan tangan kedalam kavum uteri
ü Tangan kiri menahan fundus,mencegah
inversion uteri
ü Membuka tangan kanan yang ada didalam kavum uteri seperti memberi
salam lalu perluas perlepasan plasenta dengan menggerakkan tangan kekanan dan
kekiri sambil bergeser ke cranial sehingga lepas.Explorasi ulangan.
ü Lalu pindahkan tangan kiri yang ada diluar keatas simfisis untuk
menahan uterus ,tangan dorso cranial
ü Lalu keluarkan plasenta dengan hati-hati jangan sampai ada yang
teringggal baik pada bagian fetal maupun maternal
ü Letakkan plasenta pada tempatnya
ü Bersihkan alat dan tempat,buat ibu nyaman
dan merasa baik
-
Memeriksa
jalan lahir dan daerah perineum,vagina dengan kassa
E :
-
Infuse sudah terpasang
-
Plasenta belum lahir
-
Kontraksi lembek
I.
PENGKAJIAN
DO : - Bayi lahir spontan pukul 18.45, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan.
- Plasenta belum lahir selama ½ jam
- TFU setinggi pusat
- Kontraksi lemah
- Perdarahan banyak
- Kandung kemih kosong
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny. S umur 36 th P2Ao In partu kala III dengan
retensio plasenta
Data dasar
DS :
-
Ibu tidak merasa mules
DO :
-
TFU setinggi pusat
-
Kontraksi lemah
-
Perdarahan 250 cc
-
Kandung kemih kosong
Masalah : Ibu merasa cemas
Kebutuhan : Pengertian dan keyakinan akan
keadaannya sekarang
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
_
IV.
TINDAKAN SEGERA
_
V.
PERENCANAAN
Jam
: 19.25
1.
Pantau TTV ibu, perdarahan,
kandung kemih ibu.
2.
Beritahu ibu akan disuntik
3.
Berikan
induksi kedua pada 15 menit setelah induksi pertama
4.
Beritahu
ibu dan keluarga akan keadaannya yang harus dilakukan manual plasenta
5.
Periksa kelengkapan plasenta
6.
Periksa jalan lahir
VI. IMPLEMENTASI
1.
Memantau TTV ibu, perdarahan,
kandung kemih ibu
2.
Memberieritahu ibu akan
disuntik
3.
Memberikan
induksi kedua pada 15 menit setelah induksi pertama
4. Memberitahu ibu dan keluarga akan
keadaannya yang harus dilakukan manual plasenta
Menyiapkan alat
dan perlengkapan
Alat dan
perlengkapan:
(Sabun,
sedativa dan analgetika, handskun, infuse set)
a.
Pasang infuse RL dengan 20 tpm
b. Tangan obstetrik masuk ke vagina dengan menelusuri tali pusat
c.
Masukan
tangan ke kavum uteri sampai tempat implantasi
d.
Tangan
kiri menahan fundus, mencegah inversio uteri
e.
Buka tangan seperti salaman
f. Perluas perlepasan plasenta dengan
menggerakan tangan kanan
dan kiri dan kekanan asmbil bergeser
ke kranial sehingga lepas
g. Eksplorasi ulangan
h.
Pindah
tangan ke atas simpisis untuk menahan uterus
i.
Tangan dorso kranial
j.
Letakan plasenta di tempatnya
k. Bereskan alat dan tempat
5.
Memeriksa kelengkapan plasenta
Daerah fetal : Memeriksa keutuhan selaput
Daerah maternal : Memeriksa cotiledon dengan cara
Menguncupkan
6.
Memeriksa jalan lahir
Tangan memeriksa perineum, vagina
dengan kassa apakah terjadi laserasi atau tidak
VII. EVALUASI
Tanggal: 13
– 08 – 2008 Pukul
: 19.30 WIB
1.
Plasenta lahir lengkap pukul 19.30
WIB. Spontan tidak ada selaput yang
tertinggal, ada cotiledon yang tertinggal.
2.
Kontraksi baik
3.
TFU 3 jari di bawah pusat
4.
Tidak terdapat laserasi jalan lahir
I. PENGKAJIAN
DO : - Bayi lahir spontan pukul 18.45, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulti kemerahan, jenis kelamin perempuan.
- Plasenta lahir spontan lengkap pukul 19.30
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Kontraksi baik
- Tidak ada laserasi jalan lahir.
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny. S umur 36 th P2Ao In
partu kala IV
Data dasar
DO :
-
Bayi
lahir spontan pukul 18.45, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan.
-
Placenta lahir lengkap pukul 19.30
WIB.
-
TFU 2
jari di bawah puast.
-
Kontraksi baik
-
Tidak ada laserasi jalan lahir
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
1.
Lanjutkan
pemantauan kontraksi perdarahan kandung kemih TTV.
2.
Ikat tali pusat
3.
Hangatkan bayi
4.
Anjurkan ibu mengecek kontraksi
yang baik
5.
Evaluasi kehilangan darah
6.
Dekontaminasi alat dan tempat
7.
Bersihkan ibu
8.
Anjurkan ibu menyusui bayi
9.
Lengkapi partograf
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal: 13
- 03 - 2008 Jam
: 19.39 WIB
1.
Lanjutkan
pemantauan kontraksi perdarahan kandung kemih TTV
-
15 menit dalam 1 jam ke 1
-
20 – 30 menit 1 jam ke 2
2.
Mengikat tali pusat dengan
simpul mati 1 cm dari pangkal
3.
Menghangatkan bayi dengan
merapikan kembali bedong bayi
4.
Menganjurkan ibu untuk mengecek
kontraksi yang baik
-
Memasase uterus pada fundus
uteri sehingga berkontraksi
5.
Mengevaluasi kehilangan darah
dengan melipat kain 1/3
6.
Mendekontaminasi alat dan tempat
Alat : Memastikan alat ke dalam
larutan dan direndam selama 10 menit
Tempat : mengelap dengan air klorin
bersih, diikerteni bersih
7.
Menganjurkan ibu menyusui
bayinya
8.
Melengkapi partograf
VII.
EVALUASI
Tanggal: 13
– 08 – 2008 Pukul
: 21.30 WIB
Hasil Pemantauan
Jam
|
Waktu
|
TD
|
N
|
S
|
TFU
|
Kontraksi
|
KK
|
Perdarahan
|
1
|
18.45
19.00
19.15
19.30
|
120/80
120/80
120/80
110/70
|
82
82
74
74
|
368
|
2 jari
di bawah pusat
2 jari
di bawah pusat
2 jari
di bawah pusat
2 jari
di bawah pusat
|
Baik
Baik
Baik
Baik
|
Kosong
Kosong
Kosong
Kosong
|
20
35
50
655
|
2
|
20.00
20.30
|
110/70
110/70
|
74
74
|
367
|
2 jari
di bawah pusat
2 jari
di bawah pusat
|
Baik
Baik
|
Kosong
Kosong
|
80
100
|
1.
Tali pusat sudah diikat
2.
Bayi tampak hangat
-
Perdarahan ± 100 cc
-
Ibu tampak nyaman
3.
Bayi sudah disusui
-
Partograf sudah dilengkapi.
BAB IV
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Bahwa setiap ibu dengan kasus Retensio
Plasenta tidak dapat melakukan MAK III secara lancar. Maka harus dengan manual plasenta yang sesuai
dan sebelumnya dilakukan induksi sebanyak 2x setiap 15 menit.
B. Saran
Tenaga medis yang tidak berkompetensi
sebaiknya tidak membantu asuhan pada retensio plasenta.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Bagus Ida Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
Obstetri Patologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran , Elstar Offset.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pel. Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
______.
2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
MAKALAH
ASKEB IV
TENTANG
”RETENSIO
PLACENTA”
(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Askeb)
Dosen Pengampu : Tin Utami, S.ST

Disusun Oleh :
1.
Tidar Ayu Megawati 07/0688/B/0144
2.
Titin Sumarni 07/0691/B/0147
3.
Tri Handayani 07/0694/B/0150
4.
Tri Noviyani 07/0695/B/0151
5.
Triana Rahmawati 07/0696/B/0152
6.
Tuti Hartini 07/0698/B/0154
7.
Ucu Supartika 07/0699/B/0155
PROGRAM STUDI
DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN (STIKes)
HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2009
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
serta karunia sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Retensio Placenta” sebagai tugas kelompok
dari dosen pengampu mata kuliah ASKEB IV.
Dengan kemampuan yang kami miliki, kami berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya namun kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Akhirnya
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Tentunya
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purwokerto,
Maret 2009
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................... 2
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................. 4
BAB IV PENUTUP................................................................................... 26
A. Kesimpulan............................................................................ 26
B. Saran...................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
|
Komentar
Posting Komentar